Monday 21 November 2016

Pengertian Akhlak Tercela

Akhlak tercela artinya sikap atau perilaku buruk yang dimiliki oleh seseorang. Jika perilaku buruk tersebut tidak dikendalikan maka akan merugikan banyak orang dab akibatnya rusaklah sebuah kehidupan bermasyarakat.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
Dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah saw., bersabda "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak." (H.R Ahmad)
 
Hadits tersebut menggambarkan bahwa akhlak terpuji itulah yang pertama kali dibawa oleh Rasulullah dalam dakwahnya. Oleh karena itu, kalian harus mempraktekkan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela.
 

KISAH AKHLAK TERCELA SA'LABAH

Pada suatu haru seorang sahabat Nabi yang amat miskin datang kepada Nabi sambil mengadukan tekanan ekonomi yang dialaminya. Sa'labah, nama sahabat tersebut.Sa'labah memohon kepada Nabi untuk berdoa supaya Allah memberikan rezeki yang banyak kepadanya.

Semula Nabi menolak permintaan tersebut sambil menasehati Sa'labah agar meniru kehidupan Nabi saja. Namun, Sa'labah terus mendesak. Kali ini dia mengemukakan alasan yang sampai kini masih sering kita dengar, "Ya Rasul, bukankah kalau Allah memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat memberikan sedekah kepada setiap orang yang berhak menerimanya?."

Nabi kemudian mendo'akan Sa'labah. Nabi menyerahkan ternak kepada Sa'labah. Dari waktu ke waktu ternak Sa'labah berkembang dengan pesat sehingga ia harus membangun peternakannya agak jauh dari Madinah. Seperti diduga, setiap hari ia sibuk mengurus ternaknya. Ia tidak dapat lagi menghadiri sholat jamaah bersama Rasulullah di siang hari. Hari-hari selanjutnya, ternaknya semakin banyak, sehingga semakin sibuk pula Sa'labah mengurusnya. Kini, ia tidak dapat lagi berjamaah bersama Rasulullah. Bahkan menghadiri sholat jum'at dan sholat jenazah pun tak bisa dilakukan lagi.

Ketika turun perintah zakat, Nabi menugaskan dua orang sahabat untuk menarik zakat dari Sa'labah. Sayang sekali, Sa'labah menolaknya mentah-mentah utusan Nabi itu. Ketika utusan Nabi datang hendak melaporkan kasus Sa'labah ini, Nabi menyambut utusan itu dengan ucapan beliau, "Celakalah Sa'labah!!!"

Nabi murka dan Allah pun murka! Saat itu turunlah Q.S At-Taubat ayat 75-78 sebagai berikut yang artinya:
"Dan diantara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kamu, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kamu termasuk orang-orang ayng saleh. Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling dan selalu menentang (kebenaran). Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka dan bahwa Allah mengetahui segala yang gaib?" (Q.S. At-Taubat[9]:75-78)

Sa'labah mendengar ada ayat tang turun mengecam dirinya, ia mulai ketakutan. Segera ia menemui Nabi sambil menyerahkan zakatnya. Akan tetapi Nabi menolaknya, "Allah melarang aku untuk menerimanya." Sa'labah menangis tersedu-sedu. Setelah Nabi wafat, Sa'labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar kemudian Umar bin Khattab, tetapi kedua Khalifah itu menolaknya sehingga Sa'labah meninggal dunia pada masa khalifah Usman bin Affan.

Sunday 20 November 2016

Pengertian dan Macam Kalimat Thayyibah

Pengertian Kalimat Thayyibah

Kalimat Thayyibah secara bahasa adalah perkataan yang baik. Dalam Islam, Kalimat thayyibah adalah setiap ucapan yang mengandung kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Serta mengandung  aneka perbuatan ma'ruf dan pencegahan dari perbuatan munkar (Tafsir Depag V/182-183 dan Tafsir Wa Bayan Al-Qur'an oleh Dr. M. Hasan Al-Hamsy hal.258 ).

Macam-macam Kalimat Thayyibah

Adapun macam-macam Kalimat Thayyibah adalah sebagai berikut:

1. Bismillahirrokhmaanirrohim

Kalimat Basmalah yang artinya: ”Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” ini diucapkan setiap kali kita akan mengawali suatu pekerjaan atau perbuatan. Dengan membaca Basmalah dimaksudkan agar pekerjaan yang akan kita lakukan dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang artinya,
“Tiap-tiap urusan penting menjadi putus berkahnya jika tidak dimulai dengan ucapan Bismillâhir-rahmânir-rahîm.”(HR. ar-Rahawy).

2. Assalamu'alaikum

Salam berarti keselamatan, jadi memberi doa kepada orang lain agar selamat. Makna salam adalah mendoakan kepada orang lain agar selamat di manapun berada, dalam kondisi apa pun juga tidak terbatas waktunya bukan untuk waktu siang, sore atau malam saja.

Jadi, bagi orang yang memberi salam disunnahkan untuk mengucap:
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Artinya: "Kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadamu"
Dan bagi orang yang menjawab salam mengucapkan: Waalaikumsalaam Warohmatullahi Wabarokaatuh
Artinya: "Dan kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan atas kamu pula."

Ada seseorang yang datang kepada Nabi Muhammad saw. dan mengucapkan: Assalamu'alaikum
Maka salam itu dijawab oleh beliau dan ia duduk. Kemudian beliau bersabda, "Sepuluh".
Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan: Assalamu'alaikum Warohmatullahi
Salam itu dijawab oleh beliau san ia duduk. Kemudian beliau bersabda, "Dua puluh".
Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan salam:
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Salam dijawab oleh beliau dan ia duduk kemudian beliau bersabda, "tiga puluh".
Jadi, intinya semakin sempurna kita mengucapkan salam, maka semakin besar pula pahala yang akan diterima.

3. Subhanallah

Artinya: Maha suciAllah
Subhanallah disebut juga bacaan tasbih.Zat yang paling suci di alam semesta ini hanyalah Allah, maka sesuai dengan artinya, kalimat ini mengandung makna penyucian nama dan Zat Allah. Nama Allah harus tetap suci dari segala bentuk kemusyrikan dan kekurangan. Karena Allah-lah pemilik segala kesempurnaan. Semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah, memuji kebesaran Allah, Firman Allah yang Artinya:
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maharaja, Yang Maha Suci, Yang Maha perkasa,Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Jumu'ah: 1)

Harus kita yakini dengan keyakinan yang kuat bahwasanya Allah tidak sama dengan makhluk-Nya. Kita tidak boleh memikirkan bagaimana bentuk Allah, apakah Allah mempunyai tangan, kaki, wajah, dan lain-lain. Yang harus kita lakukan hanyalah meyakini Allah itu ada, melalui tanda-tanda kebesaran-Nya yaitu seluruh alam semesta ini.Kita meyakini nama-nama Allah dan sifat-Nya yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Dengan mengucap kalimat tasbih kita akan selalu ingat kebesaran Allah. Alam yang ada disekitar kita seperti gunung yang menjulang tinggi, lautan nan luas dan langit adalah sebuah tanda yang menunjukkan tanda  kebesaran Allah.

4. Laa haula walaa quwwata illaa billaah

Kalimat zikir ini merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasaannya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat thayyibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang.

Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (QS 7:159).

5. Laailaahaillallah

Dalam Hadis Nabi Muhammad disebutkan keutamaan kalimat thayibah laa ilaahaillallah wahdahu lah syarika laka lahulmulku malhamdu yuhyi wahuwa’ala kulli syai’in qadir maka Allah akan menetapkan seratus kebaikan dan menghapuskan seratus kejahatan dan keburukan.

Bahkan disebutkan pula bahwa kalimat ini merupakan kunci pintu surga. Apabila seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena penjabaran arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.

6. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un

Salah satu dari kalimat tayyibah itu adalah " Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un ". Kalimat ini disebut dengan kalimat tarji'. Ketika kita mendengar atau mendapatkan teman, saudara, atau tetangga kita terkena musibah, maka di anjurkan membaca kalimat tarji'. Misalnya jika ada orang meninggal dunia atau sakit keras, terkena, kecelakaan, atau musibah lainnya.

Arti dari kalimat tarji' sendiri adalah'sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali. Dengan menghayati makna kalimat tersebut, maka kita akan menjadi sadar bahwa semua makhluk akan mati dan akan kembali kepada Sang Pencipta, tak terkecuali diri kita. Kita harus sadar bahwa nyawa kita adalah titipan Allah yang suatu saat akan diminta kembali oleh pemiliknya.
Adapun keutamaan atau manfaat membaca kalimat tarji', terdapat di dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 156-157, yang artinya :
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S Al-Baqarah/2 : 156-157)

7. Astaghfirullah

Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 135 Allah menyatakan prihal orang- orang yang mendapat mendapat kenikmatan setelah mereka bertaubat, "Orang orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan." Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna, setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan penawar bagi kekhilafan tersebut. Bagi manusia yang pandai mengunakan penawar ini, maka manusia tidak akan terserang penyakit hati yang serius.

Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf. Orang-orang yang selalu membasahkan bibir mereka dengan istighfar, maka noda-noda berupa dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya.

Maka benarlah-bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenari. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Bukhari dalam kitab hadisnya bahwa beliau mengucapkan istighfar setiap hari sebanyak seratus kali.

Ditambahkannya juga bahwa barang siapa yang mengucapkan istighfar sebelum terbit matahari sampai terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya (HR. Bukhari) InsyaAllah. Kalimat ini diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang dapat dipenuhi secara pasti oleh manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. 18: 23-24).

Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang dapat memandang negatif kalimat ini. Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan seperti ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu waktu bisa merubah apa yang telah kita rencanakan.


Sumber: INTINE BELAJAR

Pengertian Sedekah

Krisis ekonomi yang berkepanjangan di negeri ini menyebabkan kemiskinan makin bertambah. Apalagi di negeri ini sering terjadi bencana alam mulai dari gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara pada Desember 2004. Kemudian gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Maret 2006 dan pada tahun yang sama juga terjadi bencana di Sidoarjo Jawa Timur yang diakibatkan oleh semburan lumpur panas dari proses penambangan. Lapindo Brantas, hingga menenggelamkan puluhan desa dan ribuan rumah penduduk. Itu semua menelan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit.

Mereka adalah saudara kita sebangsa, seagama, dan seiman. Maka sebagai saudara, kita wajib memberikan sumbangan untuk meringankan beban mereka baik melalui sedekah ataupun infak.

Sedekah adalah memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada perorangan atau lembaga yang membutuhkan bantuan, dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan apa pun dari orang yang menerimanya.

Sedekah merupakan ketetapan Allah berkenaan dengan harta benda yang merupakan sarana kehidupan untuk semua umat manusia. Adapun hukum sedekah adalah sunnah, yakni ibadah yang dianjurkan oleh agama. Syarat utamanya adalah ikhlas dan berusaha tidak menyakiti hati orang yang menerimanya, sebagaimana Allah swt. berfirman yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya dengan riya' (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir...." (Q.S Al-Baqarah[2]: 264)

Sedekah itu bermacam-macam bentuknya, diantaranya sebagai berikut:
1. Meberikan barang misalnya uang, makanan, minuman, harta benda, dan sebagainya.
2. Menyumbangkan jasa atau tenaga.
3. Memberikan saran atau pendapat yang bermanfaat bagi umat manusia.
4. Memberikan senyuman, menyingkirkan duri atau barang yang membahayakan di jalan, mengucap kalimat tayibah seperti tasbih, takbir, tahmid dan tahlil.
5. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar.
6. Melangkahkan kaki untuk sholat.
7. Menularkan ilmu pengetahuan.

Sebenarnya bentuk sedekah itu masih banyak macam dan jenisnya, baik yang dilakukan secara terang-terangan atau dengan sembunyi-sembunyi, sebagaimana firman Allah swt. yang artinya:
"Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu...." (Q.S. Al-Baqarah [2] 271)

Like Button

Like Box